Thursday, December 19, 2013

Dirjen Bea Cukai: Silakan Tegur Kami Jika Pengusaha Risih!

Jakarta -Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono meminta para pelaku usaha (eksportir dan importir) tidak ragu menegur pegawainya yang mencoba main-main. Ia juga meminta para pelaku usaha untuk melapor langsung bila terbukti ada pegawainya yang melakukan tindakan korupsi.

"Kita ingin menjadi organisasi yang bersih, bermartabat dan bebas KKN. Kepada para pengusaha, kami minta untuk dijaga untuk tidak melakukan tindakan yang tidak perlu. Silakan tegur kami jika pengusaha risih dengan sikap kami dan kami akan tindak lanjuti," ungkap Agung di Gedung Kantor Pusat Bea Cukai Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (17/12/2013).

Saat ini, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memasang sistem seperti Standard Level Evaluation (SLE) dan Whistle Blowing System untuk mengawasi gerak garik pegawainya.

"Sekarang di setiap kantor Bea dan Cukai sudah di pasang sistem SLE. Ini janji layanan yang terbaik yang kami berikan kepada pelaku usaha. Jadi pengusaha tidak perlu risih kepada pegawai. Silahkan tegur dan kita juga ada sistem Whistle Blowing System dan kami akan tindak lanjuti. Jadi tidak perlu takut perusahaan Anda di black list," imbuhnya.

Pihaknya juga akan bertindak tegas kepada para pelaku usaha yang bertindak nakal seperti memanipulasi informasi barang agar tak kena tarif bea masuk dan penyulundupan barang.

Hingga bulan Desember tahun 2013, jumlah tangkapan DJBC di luar narkoba sebanyak 4087 kasus. Kemudian untuk kasus narkoba juga cukup banyak. Jumlahnya barang yang disita tidak sedikit hampir 1/2 ton Narkoba.

"Tetapi kami juga menjaga kredibilitas kami untuk tidak main-main. Tangkapan kami terlalu banyak dan sebagian ditangkap di kargo laut. Semuanya tidak lepas dari keluar masuknya barang," katanya.

Pendapatan Bea Cukai Capai Rp 147,04 Triliun

Hingga pertengahan bulan Desember 2013, pendapatan DJBC sudah mencapai Rp 147,04 triliun. Pendapatan itu hanya 96,01% dari target yang ditetapkan pemerintah di tahun 2013 sebesar Rp 153,15 triliun.

"Pendapatan hingga tanggal 14 Desember 2013 sudah Rp 147,04 triliun dari target yang harus kami capai sebesar Rp 153,15 triliun," kata Agung.

Pendapatan terbesar didapat dari penerimaan cukai Rp 102,95 triliun. Sedangkan pendapatan dari bea masuk hanya mencapai Rp 29,65 triliun. Yang paling terendah adalah pendapatan dari bea keluar yang hanya Rp 14,43 triliun.

"Pendapatan bea keluar di bawah target karena salah satunya disebabkan harga CPO (Crude Palm Oil) yang dari bulan Januari hingga Oktober turun jauh. Bea keluar ini kita kenakan tarif progresif jadi sesuai harga. November ini baru ada kenaikan harga harga CPO. Jadi pendapatan bea keluar agak drop. Bea Masuk sedikit naik sedangkan pendapatan cukai stabil dan sesuai target," imbuhnya.

Masih ada waktu hingga akhir tahun untuk mencapai target pendapatan DJBC menjadi Rp 153,15 triliun. Agung optimistis target bakal terealisasi bahkan ia memprediksi pendapatan DJBC bisa melebihi target dari sisa waktu yang ada.

"Masih ada sisa Rp 6,11 triliun yang kami harus realisasikan hingga akhir tahun. Kita optimistis tercapai 100%. Ada lebihnya sedikit tidak banyak-banyak," sebutnya.

Sumber: detikFinance

No comments:

Post a Comment