Jakarta - Dalam waktu sebulan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai mengantongi penerimaan bea keluar senilai Rp 2,4 triliun, atau sudah mencapai 48% dari target tahun ini yang sebesar Rp 5,1 triliun.
Dirjen Bea Cukai Thomas Sugijata mengatakan, penerimaan bea keluar di Januari tersebut sudah 576,7% dari taret bulanan yang ditetapkan.
"Ini ada penerimaan yang luar biasa meningkat untuk bea keluar," ujar Thomas usai konferensi pers di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/2/2011).
Menurut Thomas, peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya harga CPO di awal tahun dengan Harga Patokan Ekspor (HPE) US$ 1.100. Dengan harga itu, tarif bea keluar yang ditetapkan sebesar 25%.
"Kaitannya pertama intensitas pengawasan. Bea cukai meningkatkan pengawasan terhadap CPO yang kena bea keluar. Karena CPO baik, semakin baik bea keluar meningkat," ujarnya.
Di Desember 2010 lalu, HPE untuk CPO masih US$ 600 sehingga tarif bea keluar hanya sebesar 15%. Tahun lalu, total penerimaan cukai sampai akhir tahun sebesar 165%.
Di Januari biasanya masih jauh mencapai target, tetapi karena tren harga CPO mulai meningkat pada Juni 2010 maka penerimaan tahun lalu bisa melebihi target.
Sedangkan untuk bea masuk, Thomas menyatakan penerimaan sudah mencapai 9,44% dari target tahunan atau sudah mencapai 113,5% dari target bulanan atau senilai Rp 1,68 triliun.
"Sudah melebihi target, biasanya kalau diambil rata-rata harusnya 8,5% per bulan," ujarnya.
Namun, Thomas menyatakan penerimaan yang di bawah target bulanan adalah penerimaan cukai yang hanya 7,76% atau senilai Rp 4,8 triliun. Untuk itu, pihaknya terus melakukan operasi untuk menjaring pita cukai palsu yang mengurangi penerimaan negara.
"Kalau ada kekurangan target, kita ada upaya internal effort," tandasnya.
Sumber: detikcom
Dirjen Bea Cukai Thomas Sugijata mengatakan, penerimaan bea keluar di Januari tersebut sudah 576,7% dari taret bulanan yang ditetapkan.
"Ini ada penerimaan yang luar biasa meningkat untuk bea keluar," ujar Thomas usai konferensi pers di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/2/2011).
Menurut Thomas, peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya harga CPO di awal tahun dengan Harga Patokan Ekspor (HPE) US$ 1.100. Dengan harga itu, tarif bea keluar yang ditetapkan sebesar 25%.
"Kaitannya pertama intensitas pengawasan. Bea cukai meningkatkan pengawasan terhadap CPO yang kena bea keluar. Karena CPO baik, semakin baik bea keluar meningkat," ujarnya.
Di Desember 2010 lalu, HPE untuk CPO masih US$ 600 sehingga tarif bea keluar hanya sebesar 15%. Tahun lalu, total penerimaan cukai sampai akhir tahun sebesar 165%.
Di Januari biasanya masih jauh mencapai target, tetapi karena tren harga CPO mulai meningkat pada Juni 2010 maka penerimaan tahun lalu bisa melebihi target.
Sedangkan untuk bea masuk, Thomas menyatakan penerimaan sudah mencapai 9,44% dari target tahunan atau sudah mencapai 113,5% dari target bulanan atau senilai Rp 1,68 triliun.
"Sudah melebihi target, biasanya kalau diambil rata-rata harusnya 8,5% per bulan," ujarnya.
Namun, Thomas menyatakan penerimaan yang di bawah target bulanan adalah penerimaan cukai yang hanya 7,76% atau senilai Rp 4,8 triliun. Untuk itu, pihaknya terus melakukan operasi untuk menjaring pita cukai palsu yang mengurangi penerimaan negara.
"Kalau ada kekurangan target, kita ada upaya internal effort," tandasnya.
Sumber: detikcom
No comments:
Post a Comment