Tuesday, December 6, 2011

Curhat Pegawai Pajak: 'Jangan Sebut Kami Gayus'

Jakarta - Tidak semua pegawai pajak seperti Gayus Tambunan, eks pegawai pajak yang hits karena menjadi 'mafia'. Begitu kira-kira inti dari buku berjudul 'Berbagi Kisah & Harapan' yang diterbitkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak.

Buku ini berisi tentang testimoni pengalaman dan curhatan para pegawai pajak yang ikut dicap jelek karena kasus markus pajak Gayus Tambunan.

Salah satu testimoni dalam buku ini ditulis oleh seorang pegawai pajak bernama Fany Yulinda, yang pernah bertugas di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Cibitung. Dalam curhatannya, dia pernah merasakan betapa Gayus mencoreng pegawai pajak.

Pernah ada seorang wajib pajak mengamuk dan mendamprat pegawai pajak dengan mengatakan semua pegawai pajak sama seperti Gayus.

"Hati pegawai pajak mana yang tak sakit jika dipersamakan dengan Gayus? Melihat peristiwa itu, hatiku miris. Menyebut dan mengira kami seperti Gayus? Sembarangan! Sabar, sabar. Tak boleh aku ketularan mencak-mencak. Dan aku harus tetap melayani para wajib Pajak," ungkap Fanny dalam testimoni di buku tersebut yang dikutip detikFinance, Rabu (7/12/2011).

Wajib Pajak yang marah itu ternyata tidak puas atas proses pengurangan PBB, dan permohonannya tak kunjung selesai karena memang ada syarat yang belum dilengkapi.

Menurut Fanny, semenjak media massa mengekspos kasus Gayus secara tak berimbang, Kemenkeu khususnya Ditjen Pajak mendapat tamparan keras.

"Di saat semua pegawai tengah berjibaku menerapkan reformasi birokrasi, kasus Gayus terungkap. Ini sebuah pukulan telak yang membuat semua usaha Ditjen Pajak hancur berkeping-keping," kata Fanny dalam testimoninya yang berjudul 'Jangan Sebut Kami Gayus'.

Fanny bercerita, semenjak kasus Gayus meledak, banyak masyarakat mengira bekerja di kantor pajak pasti kaya raya seperti Gayus. Punya rumah mewah dan mobil mewah.

"Pernah aku naik bus dari Bekasi menuju Kantor Pusat Ditjen Pajak. Biasanya kondektur akan berteriak 'Komdak..Komdak'. Namun sebutan halte itu berubah menjadi 'Gayus-Gayus'. Duh, nyelekit sekali," curhat Fanny.

Dalam buku yang dibagikan saat peringatan hari anti korupsi sedunia di Ditjen Pajak itu, Fanny mengajak rekan-rekannya di Ditjen Pajak untuk tetap mempertahankan integritasnya. "Buktikan bahwa kita bukan seorang Gayus!" kata Fanny.

Gayus Tambunan, mantan pegawai pajak kini sudah mendekam di penjara karena berbagai kasus mafia pajak. Gayus sempat 'hits' karena kisah pelariannya di Singapura dan juga 'plesiran' saat dipenjara karena berbagai kasus pajak itu. Gayus sudah dipecat sebagai pegawai pajak, namun ia mengajukan banding.

Sumber: detikFinance

No comments:

Post a Comment