Tuesday, December 21, 2010

Tjiptardjo Stress Hadapi Kasus Gayus

Jakarta - Kasus demi kasus pajak yang muncul membuat Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo kerap kali terlihat stress di depan media. Pria berkumis itu mengaku dirinya memang cukup stress menghadapi berbagai kasus, termasuk kasus makelar pajak Gayus Tambunan.

"Keluarga dan kawan sedih, mereka lihat saya stres, tegang. Orang kalau ketemu saya, tanyanya apa, 'Pak Tjip sehat, Pak?'. Ya saya baru jadi Dirjen, sudah kena kasus itu (Gayus). Itu karena saya terlihat tegang banget," ujarnya saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta (21/12/2010).

Tjiptardjo mengakui dirinya memang tegang menghadapi kasus makelar pajak tersebut. Apalagi sejak kasus tersebut mencuat pada awal tahun ini, dirinya menjadi sorotan media.

"Siapa bilang nggak stress? Disorot televisi saja, kawan bilang 'kamu kok tegang'," katanya.

Pria kelahiran Tegal, 28 April 1951 itu pun mengaku 'kapok' ceplas-ceplos di depan media dalam menanggapi kasus Gayus. Pasalnya, komentar-komentarnya itu sering menjadi pukulan balik masyarakat kepada dirinya.

"Kalau tanya perasaan menyangkut pribadi, aku jadi dirjen, aku tiarap. Saya juga sempet ngomong kalau aku jadi dirjen itu gak tahu main politik, aku orang lugu, ngomong ceplas ceplos. Waktu belum ada Gayus enak, waktu ada Gayus ngomong masih ceplas ceplos, saya 4 kali manggung di televisi, oh senang tuh, terus ramai-ramai serangan balik ke saya, tiarap saya waktu itu. Jadi saya bilang yang ngomong Pak Iqbal (Direktur P2 Humas) saja, saya benahin di dalam. Itu menyita pikiran dan waktu, itu saya disorot, ya terima kasih saya jadi terkenal kan. Punya ayam dibilang punya kebun binatang. Tapi kita maju terus," tandasnya.

Tjiptardjo dilantik sebagai Dirjen Pajak pada 28 Juli 2009 lalu. Ia menggantikan Darmin Nasution yang diangkat menjadi Deputi Gubernur Senior BI. Sebelum menjadi Dirjen Pajak, Tjiptardjo merupakan Direktur Intelijen dan Penyidikan Ditjen Pajak. Ia terkenal saat menangani kasus pajak Asian Agri.

Sumber: detikFinance

No comments:

Post a Comment