Thursday, July 5, 2012

Agus Marto Pede Penerimaan Pajak Tembus Rp 1.000 T di 2012

Jakarta, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menyatakan realisasi penerimaan perpajakan pada semester I Tahun 2012 ini belum mencapai 50 persen. Penerimaan perpajakan baru mencapai 44,9 persen dari target penerimaan perpajakan dalam APBBN-P 2012 yaitu Rp 1.016 triliun atau sebesar Rp 456,8 triliun.

Realisasi itu meliputi penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp 432,2 triliun atau 44,6 persen dari target Rp 968,3 triliun, sedangkan pajak perdagangan luar negeri Rp 24,6 triliun atau mencapai 51,3 persen dari Rp 47,9 triliun.

"Penerimaan pajak pada semester pertama menunjukkan kondisi yang cukup baik seperti harapan kita, lebih dari tahun lalu, kita harapkan pencapaian pajak dan bea cukai mencapai Rp 1.000 triliun," ujar Agus Marto ketika ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (5/7/2012).

Berdasarkan data prolegnas, Agus Marto menyatakan perkiraan penerimaan perpajakan pada semester II sebesar Rp 560,2 triliunn sehingga total penerimaan perpajakan hingga akhir tahun mencapai Rp 1.017 triliun atau 100,1 persen. Rinciannya, penerimaan pajak dalam negeri mencapai 99,6 persen atau sekitar Rp 966,1 triliun dan penerimaan pajak perdagangan luar negeri sebesar 106,2 persen atau Rp 50,9 triliun.

Perkiraan realisasi ini melebihi pencapaian penerimaan negara pada tahun 2011 yang hanya 99,5 persen atau sebesar Rp 873,9 triliun.

Sementara itu, melihat perkembangan perekonomian hingga semester I 2012, Agus Marto memprediksi defisit anggaran berpotensi diatas 2,5 persen terhadap PDB dimana ini menunjukan melanggar UU no.17/2003 terhadap batas maksimal defisit 3 persen.

Pemerintah juga melihat pada semester II 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap akan kuat di 6,3-6,5 persen meski di tengah krisis dunia.

Dia mengatakan untuk mengantisipasi hal tersebut maka pemerintah akan mengambil langkah carry over pembayaran beberapa pos belanja di tahun depan.

"Subsidi listrik dan penghematan belanja pegawai transit, pembayaran bunga utang, dan belanja lain-lain akan dilakukan carry over, sehingga defisit anggaran dapat diturunkan menjadi 2,3 persen," ujarnya.

Pada semester I Agus menjelaskan total belanja pemerintah pusat mencapai Rp 393,9 triliun dimana diantaranya digunakan untuk belanja pegawai Rp 104,1 triliun, belanja barang Rp 41,8 triliun, belanja modal Rp 30,6 triliun, pembayaran bunga utang Rp 49,6 triliun, belanja subsidi Rp 134,7 triliun, bantuan sosial Rp 30,2 triliun dan belanja lain-lain Rp 2,9 triliun.

"Realisasi belanja semester I pemerintah mencapai 36,8 persen dari pagu APBNP 2012 dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya," ucapnya.

Agus Marto menambahkan realisasi penyerapan belanja Kementerian Lembaga (K/L) hingga 29 Juni 2012 mencapai Rp164,3 triliun atau 30 persen terhadap APBN-P 2012. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang penyerapannya sebesar 23,6 persen dari pagu APBN-P 2012.

"Perbaikan penyerapan belanja K/L tersebut dikarenakan telah dibentuknya Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan anggaran (TEPPA) yang beranggotakan UKP4, BPKP dan Kemenkeu yang telah melakukan langkah-langkah percepatan penyerapan anggaran,"ujarnya.

Menurut Agus Marto, yang menyebabkan perbaikan penyerapan anggaran K/L yaitu adanya perbaikan administrasi dan pada tahun ajaran 2012 terdapat tambahan tujuh Anggaran Baru.

Agus Marto memaparkan 10 K/L dengan daya serap tertinggi yaitu sekira 39,7 persen hingga 57 persen yaitu BKKBN, Kemenristek, BSN, Kementan, BPPT, Bapeten, Kemenhan, wantanas, Polri dan BPKP.

Lalu 28 K/L dengan daya serap tinggi yaitu diantaranya sekira 30 persen hingga 39,6 persen yaitu BPS, LKPP, MA, BNPT, KY, LIPI, Kemenkeu, BKN, BNP2TKI dan Kemenhumkam.

Dan 48 K/L dengan daya serap dibawah daya serap nasional (dibawah 30 persen) diantaranya KemenPan-RB, BMKG, LPP TVRI dan Menko Perekonomian yang penyerapan belanja nya sekira 22,1 persen hingga 30 persen.

Selain itu K/L yang penyerapannya dibawah 22,1 persen yaitu Bappenas, Setneg, Kemendag, Kemenhut dan KPU.

Berdasarkan perkiraan pemerintah terhadap perkembangan perekonomian semester I, Agus Marto menyatakan pertumbuhan ekonomi berada di 6,3 persen, indeks keyakinan konsumen naik menjadi 114,4 per Juni.

Pencapaian investasi di antaranya PMA sebesar Rp 51,5 triliun dan PMDN Rp 19,7 triliun. Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar USD 486 juta dimana ekspor turun 8,5 persen dan impor naik 16,6 persen year on year.

Sementara transaksi berjalan pada neraca pembayaran di kuartal I mengalami defisit USD 2,9 miliar. Pada bulan Juni juga tercatat terjadi arus modal keluar yang cukup signifikan seiring turunnya IHSG dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Tingkat kemiskinan per Maret sebesar 29,13 juta atau 11,96 persen dari total jumlah penduduk. Pencapaian ini menurun dari September 2011 sebesar 29,89 juta orang atau 12,36 persen," tandasnya.

Sumber: detikFinance

No comments:

Post a Comment