Jakarta - Penerimaan perpajakan hingga semester I-2015 sudah mencapai Rp 555,2 triliun atau 37,3% dari target dalam APBN. Angka tersebut dibandingkan semester I-2014 secara nominal perpajakan sudah lebih tinggi realisasinya.
"Penerimaan perpajakan sudah lebih tinggi daripada realisasi semester I tahun lalu. Kalau dari persentase memang lebih kecil dari tahun lalu karena targetnya (tahun ini) lebih besar," kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Minggu (5/7/2015).
Sementara itu, PNBP telah mencapai Rp 142 triliun atau 52,8%. Nilai ini lebih rendah jika dibanding dengan tahun lalu karena ikut terkena faktor penurunan harga minyak. "Namun, secara persentase lebih tinggi karena target tahun ini lebih kecil dari tahun lalu," tambahnya.
Untuk belanja negara, pada semester I telah mencapai Rp 773,9 triliun atau 39% dari pagu total belanja. "Belanja K/L mencapai Rp 208,5 triliun atau 26,2% dari pagu. Sementara belanja non K/L sudah mencapai Rp 227,6 triliun atau 43,4%," kata Bambang.
Dia menuturkan transfer daerah tercatat mencapai 50,8% atau Rp 337,7 triliun. "Transfer daerah lebih bagus dari tahun lalu kira-kira hampir Rp 40 triliun karena kita memberikan dana bagi hasil sumber daya alam lebih cepat dari biasanya," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, sampai 30 Juni 2015 defisit telah mencapai Rp 76,4 triliun atau 0,66% dari PDB. Untuk pembiayaan, pemerintah telah mencatatkan Rp 194 triliun yang berasal dari dalam negeri sebesar Rp 215,6 triliun dan luar negeri sebesar Rp 21,6 triliun.
"Sehingga pada posisi 30 Juni masih ada cash atau silpa sebesar Rp 117,6 triliun atau cash yang siap untuk dibelanjakan," jelasnya.
Sumber: wartaekonomi.co.id
"Penerimaan perpajakan sudah lebih tinggi daripada realisasi semester I tahun lalu. Kalau dari persentase memang lebih kecil dari tahun lalu karena targetnya (tahun ini) lebih besar," kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Minggu (5/7/2015).
Sementara itu, PNBP telah mencapai Rp 142 triliun atau 52,8%. Nilai ini lebih rendah jika dibanding dengan tahun lalu karena ikut terkena faktor penurunan harga minyak. "Namun, secara persentase lebih tinggi karena target tahun ini lebih kecil dari tahun lalu," tambahnya.
Untuk belanja negara, pada semester I telah mencapai Rp 773,9 triliun atau 39% dari pagu total belanja. "Belanja K/L mencapai Rp 208,5 triliun atau 26,2% dari pagu. Sementara belanja non K/L sudah mencapai Rp 227,6 triliun atau 43,4%," kata Bambang.
Dia menuturkan transfer daerah tercatat mencapai 50,8% atau Rp 337,7 triliun. "Transfer daerah lebih bagus dari tahun lalu kira-kira hampir Rp 40 triliun karena kita memberikan dana bagi hasil sumber daya alam lebih cepat dari biasanya," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, sampai 30 Juni 2015 defisit telah mencapai Rp 76,4 triliun atau 0,66% dari PDB. Untuk pembiayaan, pemerintah telah mencatatkan Rp 194 triliun yang berasal dari dalam negeri sebesar Rp 215,6 triliun dan luar negeri sebesar Rp 21,6 triliun.
"Sehingga pada posisi 30 Juni masih ada cash atau silpa sebesar Rp 117,6 triliun atau cash yang siap untuk dibelanjakan," jelasnya.
Sumber: wartaekonomi.co.id
No comments:
Post a Comment