JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,55% atau 73 poin ke Rp13.107 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (11/7/2016).
Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka menguat 0,42% atau 55 poin ke Rp13.125 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 - Rp13.151 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengemukakan penguatan rupiah ini diantaranya masih dipengaruhi oleh sisa-sisa euforia tax amnesty serta terjaganya likuiditas global pasca Brexit.
“Pasca syok Brexit, gabungan efek meningkatnya peluang pelonggaran dari beberapa bank sentral negara maju, serta disahkannya UU Tax Amnesty telah (mendorong) upiah dan lebih kuat,” ungkapnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (11/7/2016).
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan dana asing yang mengalir di surat utang negara dan pasar modal mencapai Rp97 triliun dari awal tahun hingga 24 Juni 2016, lebih besar dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp57 triliun. Selain itu, permintaan akan valuta asing juga lebih sedikit dibandingkan dengan penjualan valas.
“Kita lihat rupiah cenderung menguat terutama ada aliran dana yang masuk , dan juga korporasi Indonesia banyak yang lepas valas,” katanya, di Gedung BI, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Sumber: bisnis.com
Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka menguat 0,42% atau 55 poin ke Rp13.125 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 - Rp13.151 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengemukakan penguatan rupiah ini diantaranya masih dipengaruhi oleh sisa-sisa euforia tax amnesty serta terjaganya likuiditas global pasca Brexit.
“Pasca syok Brexit, gabungan efek meningkatnya peluang pelonggaran dari beberapa bank sentral negara maju, serta disahkannya UU Tax Amnesty telah (mendorong) upiah dan lebih kuat,” ungkapnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (11/7/2016).
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan dana asing yang mengalir di surat utang negara dan pasar modal mencapai Rp97 triliun dari awal tahun hingga 24 Juni 2016, lebih besar dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp57 triliun. Selain itu, permintaan akan valuta asing juga lebih sedikit dibandingkan dengan penjualan valas.
“Kita lihat rupiah cenderung menguat terutama ada aliran dana yang masuk , dan juga korporasi Indonesia banyak yang lepas valas,” katanya, di Gedung BI, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Sumber: bisnis.com
No comments:
Post a Comment